BRIN Sebut HUT Ke-76 RI Ditandai Dengan Sejarah Riset-Inovasi Indonesia

Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia ditandai dengan tonggak sejarah riset dan inovasi Indonesia melalui pembentukan BRIN.

“Peringatan Kemerdekaan RI tahun ini sangat spesial untuk BRIN, karena tahun ini merupakan tahun awal pembentukan BRIN yang diharapkan membuat perubahan besar manajemen dan ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Tahun ini adalah milestone (tonggak sejarah) riset dan inovasi Indonesia,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat dihubungi Awak media di Jakarta, Selasa.

Oleh karena itu, Handoko menuturkan BRIN yang dibentuk pada 28 April 2021 harus mampu menunjukkan tugas yang telah diamanatkan, yakni eksekusi segera integrasi lembaga penelitian dan pengembangan di kementerian/lembaga.

Selain itu, dengan integrasi sumber daya riset tersebut, BRIN mampu menjadi fasilitator dan pengungkit bagi seluruh pemangku kepentingan untuk masuk ke aktivitas riset tanpa investasi yang besar dan risiko yang seminimal mungkin.

Menurut Handoko, riset adalah kunci bagi masa depan ekonomi Indonesia untuk menjadi negara maju dan tidak masuk dalam jebakan negara berpendapatan menengah.

Untuk itu, BRIN siap menjadi pengungkit utama untuk mendukung peningkatan nilai tambah bagi berbagai produk barang dan jasa berbasis riset.

Ia mengajak seluruh komunitas riset dan periset Indonesia untuk bersama-sama memperbaiki ekosistem riset di Indonesia yang masih jauh dari ideal, yang masih berkutat dengan masalah rendahnya critical mass terkait sumber daya riset yang meliputi manusia unggul, infrastruktur dan anggaran.

“Kita harus berani menatap masa depan tanpa dibebani dengan sejarah masa lalu, harus berani melakukan perubahan besar demi meningkatkan kapasitas dan kompetensi riset di Indonesia untuk menghasilkan berbagai invensi dan inovasi yang berdaya saing global,” ujar Handoko.

Sesuai arahan dari Presiden Jokowi, BRIN akan fokus pada riset untuk mendukung ekonomi digital, ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berbasis pada sumber daya alam lokal dan keanekaragaman hayati, geografis dan seni budaya)yang sudah dimiliki dan menjadi daya saing lokal Indonesia secara global.

Dengan demikian, kata Handoko, Indonesia akan lebih mampu berkompetisi dan merebut kesempatan. (Ant)