Mamuju – Pemerintah Sulawesi Barat (Sulbar) mengembangkan tanaman jagung dan kedelai untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan dan resesi ekonomi dunia.

“Pemerintah Sulbar menghadapi ancaman krisis pangan dan ancaman resesi ekonomi dengan mengembangkan tanaman jagung dan kedelai untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan bagi warganya,” kata penjabat Gubernur Sulbar, Akmal Malik di Mamuju, Jumat.

Ia mengatakan, pemerintah Sulbar telah meminta dukungan pemerintah tingkat pusat melalui Kementrian Pertanian (Kementan) mengembangkan tanaman jagung dan kedelai di Sulbar, untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan.

“Pemerintah Sulbar terus berupaya melakukan berbagai cara termasuk menyusun program peningkatan ketahanan pangan daerah karena Sulbar menjadi penyanggah kebutuhan pangan ibukota negara baru (IKN) di pulau Kalimantan,” katanya.

Ia mengatakan, Sulbar mampu menjadi daerah penyanggah pangan IKN karena mengalami surplus beras setiap tahunnya dengan produksi mencapai 51 ribu ton per tahun, selain itu akan mampu menjadi penyuplai kebutuhan jagung dan kedelai ketika terus dikembangkan.

Menurut dia, semua pihak di Sulbar akan diminta untuk ikut terlibat dalam menguatkan ketahanan pangan dan mendukung penguatan pangan nasional.

Bukan hanya produksi beras yang harus ditingkatkan namun produksi pangan lainnya seperti jagung dan kedelai harus digenjot.

“Pemerintah Provinsi melalui organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Sulbar mesti bersinergi dengan seluruh pemerintah kabupaten beserta dengan para petani, dalam mengembangkan lahan pertanian, untuk pengembangan jagung dan kedelai,” kata Akmal.

Selain itu lanjutnya, APBD Sulbar pada 2023 akan diarahkan mendukung pembangunan Sulbar sebagai daerah mandiri pangan 2023, dengan mengalokasikan anggaran belanja ketahanan pangan seperti pembelian bibit, pupuk serta biaya perawatannya.

Ia mengatakan, Pemerintah Sulbar juga telah memberikan dukungan untuk pengembangan Food Estate di Kabupaten Majene ini akan meningkatkan pangan daerah dan memajukan ekonomi daerah, yang mesti diikuti kabupaten lainnya di Sulbar.

Menurut dia, Food Estate merupakan upaya pengembangan kawasan dalam skala luas yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan untuk menghasilkan komoditi pangan.

Ia berharap, dengan Food Estate tersebut maka Sulbar akan semakin mampu meningkatkan produksi komoditi pangannya.

“Pemerintah Sulbar mengharapkan Kementan dapat mencanangkan program merdeka pangan di Sulbar, dan meresmikan Food Estate yang dikembangkan di Majene tersebut,” katanya. (Ant)