Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) fokus mengembangkan bisnis internasional untuk mendorong pertumbuhan sebesar dua digit di kantor cabang luar negeri (KCLN) pada 2021.
“Kami tetap menargetkan KCLN dapat tumbuh dua digit pada 2021 dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi emerging market dan tren suku bunga rendah yang masih akan berlanjut tahun ini,” kata Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan di Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan model bisnis internasional di BNI telah mengalami transformasi dalam sepuluh tahun terakhir, dengan 90 persen aset kredit KCLN adalah bisnis Indonesian-related, baik itu perusahaan Indonesia yang go international maupun supplier dan buyer dari perusahaan top tier di Indonesia.
Menurut dia, upaya transformasi ini telah membuahkan hasil positif karena pendapatan dari bisnis internasional BNI tumbuh 26,8 persen pada 2020 meski Indonesia masih mengalami pandemi COVID-19.
Dengan kondisi itu, KCLN sebagai salah satu kontributor utama perbankan internasional BNI mencatatkan pertumbuhan laba 67,5 persen yang berasal dari pertumbuhan bunga bersih (NII) 61,6 persen dan pendapatan nonbunga (FBI) 49,7 persen.
Saat ini, pengembangan bisnis internasional BNI mempunyai tiga strategic value, yaitu sebagai source of international funding, go global assistance, dan gate to investment.
Untuk memperkuat strategic value itu, BNI akan melakukan beberapa pengembangan antara lain dengan pembentukan syndication desk dan pendirian anak usaha BNI Sekuritas di Singapura serta pembentukan Foreign Direct Investment (FDI) Advisory Unit di KCLN.
“International Desk juga akan kami perkuat dengan pembentukan Korea dan China Desk. Selain itu, peran Japan Desk yang berdiri sejak 2012 akan ditingkatkan untuk mendukung KCLN Tokyo yang ditunjuk sebagai salah satu appointed cross currency dealer (ACCD) bank dalam local currency settlement (LCS) antara Indonesia dan Jepang,” kata Henry.
Ia juga memastikan adanya sinergi dengan perusahaan BUMN dalam menfasilitasi BUMN menjadi pemain global dengan mendirikan kantor Indonesia Incorporated di Hong Kong serta KCLN dengan unit-unit bisnis di dalam negeri untuk membantu debitur menembus pasar global dan melakukan pembiayaan kepada UMKM ekspor dan diaspora Indonesia.
Dalam kesempatan ini, ia memaparkan BNI telah memiliki aplikasi trade yang memungkinkan nasabah bertransaksi tanpa perlu datang ke kantor BNI, yaitu aplikasi BNI Trade Online sebagai upaya mendorong peningkatan transaksi perbankan internasional secara digital.
BNI juga telah meluaskan layanan digital ke KCLN pada 2018 dengan adanya BNI Mobile Remittance (BNI More) di KCLN Singapore, yang selanjutnya diikuti KCLN Hong Kong dan KCLN Seoul, melalui kerja sama dengan beberapa perusahaan fintech.
Kemudian, BNI sempat meluncurkan OTR Mobile Remittance pada 2019 untuk membantu transaksi pengiriman uang ke luar negeri melalui menu BNI Mobile Banking.
“Ke depan, digitalisasi akan kami fokuskan di KCLN yang telah kami mulai dengan mengintegrasikan core banking system KCLN dengan kantor pusat supaya ke depannya dapat memberi layanan cash management untuk nasabah yang ada di luar negeri,” kata Henry.
Saat ini, perseroan memiliki enam KCLN yaitu di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, dan New York, serta satu sub-branch di Osaka di Jepang, dua remittance centre di Singapura dan satu anak usaha remittance di Hong Kong. (Ant)