Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid (Gus Jazil) bersama 30 kepala desa (kades) se-Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, menggagas jargon baru untuk Pulau Bawean yakni Bawean Bherenca.
“Saya bersama kepala desa se-Pulau Bawean sepakat untuk membuat jargon Bawean Bherenca. Bawean yang firendly (ramah), Bawean yang baik, Bawean yang bersaudara,” kata Jazilul Fawaid dalam keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.
Bawean Bherenca memiliki makna Bawean yang ramah, berakhlak, dan menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan.
Gus Jazil, politikus asli Pulau Bawean itu, mengatakan Bawean Bherenca juga bisa dimaknai bahwa masyarakat setempat ialah beradab, sejahtera, dan memiliki pendidikan dan akhlak yang baik.
“Di Bawean itu kan terbiasa saling tegur sapa, saling berbagi makanan. Itu adat kebiasaan warga Bawean; tapi selama ini tradisi itu nggak ada namanya. Kalau kami buat Jargon Bawean Bherenca, kami ingin tradisi baik itu yang dihidupkan, tradisi penuh kehangatan saling berbagi,” jelasnya.
Dia menjelaskan banyak warga Bawean yang tinggal di perantauan. Sehingga, dia berharap kaum muda asal Bawean terus menjaga adat dan budaya asli Bawean yang hangat.
“Dengan jargon Bawean Bherenca kami harapkan ini bisa bermanfaat bagi sesama. Kalau mau lihat keramahan, datanglah ke Bawean,” katanya.
Tidak hanya menjadi jargon, Bawean Bherenca juga harus dibuat turunannya dalam bentuk pola induk pembangunan Pulau Bawean secara komprehensif.
“Bawean Bherenca itu harus ada terjemahannya. Itu yang saya sebut masterplan. Ini akan ditindaklanjuti oleh para kepala desa, Pemda Gresik, agar Pulau Bawean lebih maju ke depan,” kata Gus Jazil.
Dia juga berharap Pemkab Gresik bisa mengalokasikan anggaran dalam APBD untuk membuat pola induk pembangunan Pulau Bawean yang komprehensif, mulai dari pengelolaan potensi laut, hutan, pembangunan wilayah, serta program untuk kesejahteraan rakyat.
“Itu harus Pemkab Gresik yang melakukan. Kami, warga Bawean, mendesak pemda untuk mengalokasikan dana membuat masterplan Bawean ke depan dengan melibatkan para ahli, akademisi, dan lainnya,” imbuhnya.
Menurut Gus Jazil, Bawean tidak bisa hanya dilihat sebagai sebuah pulau, tetapi juga harus dipahami besarnya potensi yang dimiliki. Bawean juga memiliki sejarah yang panjang, di antaranya banyak warga Melayu di Singapura merupakan keturunan Bawean. Selain itu, Pulau Bawean juga dikenal sebagai pulau keramat.
“Di sana banyak kuburan keramat, para wali, ulama penyebar Islam, dan lainnya,” ujarnya. (Ant)