Makassar – Rektorat Universitas Hasanuddin melalui dekan Fakultas Teknik akhirnya membekukan Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam 09 buntut kegiatan Pendidikan Dasar yang menewaskan mahasiswa Virendy Marjefry (19), calon anggotanya.

“Demi merelaksasi situasi, UKM Mapala 09 di Fakultas Teknik ini kita bekukan sementara kegiatan-kegiatannya sampai batas waktu yang belum kita tentukan,” ujar Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Prof Muhammad Irsan Ramli, menegaskan kepada wartawan saat melayat di rumah duka, Perumahan Telkom Mas Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Pembekuan UKM Mapala 09 Fakultas Teknik tersebut, kata dia, bagian dari upaya tim investigasi terpadu yang telah dibentuk untuk mencari informasi dan keterangan-keterangan dari pihak penyelenggara Diksar.

“Tujuan tim investigasi secara terpadu ini adalah kita ingin menggali lebih jauh bagaimana kronologis peristiwa tersebut. Sehingga nantinya, dapat kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki SPO (Sistem Pelaksanaan Organisasi) di dalam kegiatan-kegiatan UKM kemahasiswaan dilakukan di luar kampus,” ujarnya.

Selain itu, terkhusus kegiatan kemahasiswaan di luar kampus yang penuh risiko misalnya kegiatan Mapala itu, secara bijak tim investigasi harus mendapat pendampingan dari tim Program Studi Psikologi Universitas Hasanuddin guna menggali keterangan dan informasi agar bisa diverifikasi.

“Dan kita juga bisa validasi dengan baik nantinya dari adik-adik panitia maupun adik-adik peserta Diksar maupun pengurus Mapala itu sendiri,” tuturnya.

Sementara itu ayah korban, James Wehantouw, menuturkan, kejadian itu baru diketahui setelah rekannya memberitahu sudah berada di RS Grestelina Makassar serta disampaikan pihak keluarga yang tugas disana bahwa kondisinya telah meninggal dunia.

“Sudah di Rumah Sakit, baru kita tahu bilang dia sudah meninggal. Kami sesalkan pihak panitia, sampai sekarang tidak pernah datang. Yang muncul cuma ketua Mapala dengan pengurusnya. Baru tadi malam datang panitianya datang karena kita desak ketuanya,” kata dia.

Dari cerita rekan korban, kata dia, saat itu kondisinya sudah drop, kemudian diambil alih panitia. Korban sempat ditanya, masih sanggup tidak, akhirnya ia memaksakan diri lanjut karena statusnya junior pasti mengikuti senior.

“Nah, setelah drop ke dua menjelang Magrib di hari Jumat (13/1), di situ cuma di kasih istirahat, dikasih makan sedikit. Ditanya, masih bisa? Kok ditanya lagi, padahal dia sudah dua kali drop. Mestinya di stop saja kegiatannya,” ujar dia.

Sebelumnya, mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur semester IV ini mengikuti Diksar Mapala 09 di Dusun Bara-Baraya, Desa Bonto Manurung, di Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, Sulsel, pada Jumat malam, 13 Januari, 2023, di alam terbuka. Korban sempat drop dua kali saat ikut diksar itu.

Pihak keluarga telah melaporkan kejadian tersebut di Polres Maros pada Minggu (15/1) beserta alat bukti foto dugaan kekerasan di tubuh korban. Jenazah diterima pihak keluarga pada Sabtu (14/1) setelah diambil di RS Grestelina dan disemayamkan di rumah duka Kompleks Telkom Mas. Korban baru di makamkan pada Senin (16/1) di TPU Kristen Pannara, Makassar. (Ant)