Malang, Jawa Timur – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memperkenalkan kopi asal wilayah Malang, Jawa Timur, kepada Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam Vincen Piket.
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Pertanian dan Pangan Edi Purwanto di Malang, Rabu, mengatakan bahwa langkah untuk memperkenalkan komoditas asal Malang tersebut, karena potensi yang cukup besar, mengingat konsumsi kopi masyarakat di sejumlah wilayah Eropa cukup tinggi.
“Kadin ingin lebih memperkenalkan produk kopi Malang ke pasar Uni Eropa. Hal inilah yang mendasari kami untuk mengajak Duta Besar Uni Eropa mencicipi kenikmatan kopi khas Malang,” kata Edi.
Ia mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kehadiran Dubes Uni Eropa di Malang, untuk mempererat hubungan dan menguatkan kerja sama perdagangan, khususnya untuk produk Malang yang diekspor ke Uni Eropa.
Tercatat, ekspor kopi Jatim pada 2022 ke Uni Eropa mencapai 73,9 juta dolar Amerika Serikat (AS) dengan volume 19,2 ton. Namun, kinerja ekspor kopi dari Indonesia ke Uni Eropa dinilai masih lebih rendah dibandingkan Vietnam.
“Kalau Vietnam kan lewat darat, jadi lebih murah. Kita kalah bersaing karena besarnya biaya distribusi. Kita ingin meningkatkan pendapatan petani agar kesejahteraan mereka juga ikut terangkat,” kata Edi.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa Vincen Piket mencicipi racikan kopi robusta dari Wonosari, Kabupaten Malang yang terkenal dengan cita rasa khasnya. Ia menyatakan sangat tertarik dengan kopi rempah yang miliki khasiat untuk kesehatan pria.
“Sangat nikmat. Kripik buahnya juga sangat enak,” ujar Vincen.
Dalam kesempatan itu, Ketua Kadin Kabupaten Malang Priyo Sudibyo mengatakan bahwa di wilayah Kecamatan Wonosari, terdapat 100 hektare lahan kopi dengan rata-rata produksi sebesar 1.000 ton dalam masa panen dan menyerap 1.200 orang pekerja.
Ia menambahkan, meskipun kopi asal Wonosari tersebut diminati pasar, namun, para petani kopi tidak mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, akibat menjual kopi-kopi hasil produksi mereka dalam bentuk mentah ke perusahaan lokal.
“Justru perusahaan ini yang mendapatkan untung lebih banyak, sementara petani untungnya sedikit,” katanya.
Oleh karena itu, Kadin akan berupaya untuk memberikan akses kepada para petani agar bisa melakukan ekspor produk kopi yang dihasilkan. Ia berharap, dengan kehadiran Duta Besar tersebut, bisa memberikan akses untuk para petani langsung mengekspor produk mereka.
“Jika biasanya mereka ekspor melalui pihak lain, maka dengan kehadiran Dubes Uni Eropa ini mereka berharap bisa ekspor sendiri. Karena secara kualitas hingga packaging, produk mereka sudah layak ekspor,” kata Priyo.
Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah penghasil kopi terbesar di Jawa Timur. Dari total luas lahan kopi di Jawa Timur yang mencapai 113.330 hektar, di Kabupaten Malang memiliki porsi hingga 28,1 persen lahan yang tersebar di 30 kecamatan.
Selain kopi Amstirdam dan Dampit, saat ini, kopi hasil dari beberapa kecamatan lain di Kabupaten Malang, seperti Wonosari, Ngantang, Lawang dan Singosari juga semakin diminati oleh pasar. (Ant)