New Delhi, India – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri (FMM) G20 di New Delhi, India (2/3). Dalam pertemuan tersebut, Menlu menyerukan agar G20 dapat menjadi katalis untuk membangkitkan kembali semangat kolaborasi global.
Pada pertemuan Sesi 1 dengan topik “Memperkuat Multilateralisme, Keamanan Pangan dan Energi, dan Kerja Sama Pembangunan”; Menlu menyampaikan bahwa bencana gempa bumi di Turki menunjukkan spirit kolaborasi masih ada. Spirit inilah yang sangat diutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan global saat ini.
“Tahun lalu para pemimpin G20 menunjukkan spirit serupa di Bali. Di tengah situasi yang sulit, mereka dapat mengesampingkan perbedaan dan menyepakati hasil konkret yang bermanfaat bagi seluruh dunia,” kata Menlu Retno.
Spirit kolaborasi ini perlu terus dihidupkan untuk mempercepat pemulihan global dan mengakhiri perang di Ukraina. Saat ini pertumbuhan ekonomi global berada di titik terendah dalam dua dekade. 349 Juta orang di 79 negara mengalami krisis pangan. Jika krisis amonia tidak diatasi, krisis pangan akan semakin parah, terutama bagi negara berkembang.
“Jika perang di Ukraina terus berlanjut, situasi global akan makin memburuk. Oleh karena itu, perang harus dihentikan. Penyelesaian secara damai harus terus diupayakan,” kata Menlu. Menlu menambahkan, perang di Ukraina semakin menegaskan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional dan pembangunan arsitektur keamanan kawasan yang inklusif guna menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran. Inilah yang selama lima dekade terakhir terus diupayakan oleh ASEAN.
“Keketuaan Indonesia di ASEAN akan bekerja keras untuk memperluas upaya ini ke kawasan Indo-Pasifik. Indonesia akan fokus mendorong implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pacific agar semua negara dapat berkembang bersama,” ujar Menlu. Lebih jauh, Menlu mengatakan bahwa multilateralisme dibangun di atas fondasi kolaborasi yang inklusif. Hanya dengan demikian, maka multilateralisme dapat membuahkan hasil dan mengatasi berbagai tantangan masa kini.
“Dengan pengaruh kolektif yang dimilikinya, G20 harus dapat menjadi katalis untuk membangkitkan kembali spirit kolaborasi. Kolaborasi inklusif akan membawa kita menuju dunia yang damai, stabil, dan sejahtera,” tandas Menlu.
Pertemuan FMM terdiri dari dua sesi, yaitu sesi 1 dengan topik “Memperkuat Multilateralisme, Keamanan Pangan dan Energi, dan Kerja Sama Pembangunan”; dan sesi 2 dengan topik “Perang Melawan Terorisme, Pemetaan Keterampilan Global, Bantuan Kemanusiaan dan Penanganan Bencana.” (Red)