Ambon – Sebanyak 600 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk mengamankan tradisi budaya Cakalele di Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yang akan berlangsung pada Kamis (8/12).
Personel gabungan diberangkatkan menuju Negeri Pelauw, Pulau Haruku, pada Rabu. Aparat dikerahkan menggunakan kapal penyeberangan feri dari Pelabuhan Waai, Kecamatan Salahutu, menuju Pelabuhan Wairiang, Pulau Haruku.
“Personel gabungan TNI Polri yang dikerahkan untuk mengamankan budaya Cakalele di Pelauw sebanyak kurang lebih 579 orang. Mereka diberangkatkan dari Pelabuhan Waai menuju Wairiang Haruku,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol M. Roem Ohoirat.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban, serta tidak menimbulkan keributan yang bisa berdampak pada kelancaran tradisi Cakalele tersebut.
“Diharapkan masyarakat jangan buat onar, tetap tertib agar tradisi Cakalele tersebut berjalan dengan aman dan lancar,” harap Roem.
Tradisi Ma’atenu atau atraksi Cakalele di Desa Pelauw telah berlangsung secara turun-temurun sejak ratusan tahun yang lalu.
Dalam tradisi ini, para peserta biasanya akan memakai pakaian serba putih sambil membawa parang dan juga benda tajam lainnya. Mereka kemudian menunjukkan kesaktiannya dengan mengiris dan menusuk setiap bagian tubuh dengan parang yang mereka bawa.
Biasanya, peserta lain juga akan memotong atau mengiris tubuh peserta lainnya hingga parang yang mereka gunakan patah. Menariknya, dalam tradisi ini tak ada satu pun dari para peserta yang terluka, meski parang yang digunakan sangat tajam.
Tradisi tersebut biasanya dilaksanakan setiap tiga tahun sekali, terakhir tradisi ini digelar di Desa Pelauw pada 2009 lalu.
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Kamis, besok ini akan dihadiri oleh Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Ruruh Aris Setyawibawa dan para pejabat Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah. (Ant)