Jakarta – Dewan Pimpinan Nasional Komite Ekonomi Rakyat Indonesia Semesta (DPN KERIS) mengadakan Buka Puasa Bersama di Sekretariat Nasional KERIS di bilangan Cempaka Putih Jakarta Pusat, Rabu 06 April 2022. Kegiatan ini dihadiri oleh Tim Formatur KERIS hasil dari Kongres I KERIS, tokoh nasional cucu pendiri NKRI Hj. Lily Wahid dan sesepuh TNI Laksamana Madya (Purn.) M. Jurianto yang masing-masing diminta untuk menjadi Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Penasihat. Hadir juga beberapa perwakilan asosiasi ekonomi rakyat dan tamu undangan lain.
Dalam sambutannya, Ketua Tim Formatur Kongres I KERIS dr. Ali Mahsun M.Biomed menyampaikan perlunya kolaborasi dengan semua pihak untuk memperkuat sistem dan ekosistem ekonomi rakyat. Salah satu amanah Kongres adalah pembentukan Holding Ekonomi Rakyat untuk mengintegrasikan dan mensinergikan semua potensi ekonomi rakyat yang ada sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.
“Kekuatan ekonomi rakyat sangatlah besar, saya tidak rela kue ekonomi rakyat dinikmati oleh kelompok yang tidak memiliki hubungan dengan rakyat,” terang dokter kekebalan tubuh ini.
Ketua Tim Formatur juga menunjuk salah satu anggota formatur Hery Haryanto Azumi untuk menjadi CEO Holding Ekonomi Rakyat tersebut. Dalam sambutannya Hery menerima dengan baik amanat tersebut dan siap berkolaborasi dengan semua pihak, pemerintah maupun swasta, dalam dan luar negeri, pribumi maupun non-pribumi dan semua entitas masyarakat yang memiliki concern dalam pengembangan ekonomi rakyat.
“Negara ini didirikan tidak oleh satu kelompok saja, tapi oleh semua elemen bangsa yang mencita-citakan kemerdekaan yang hakiki bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga pembangunan ekonomi pun juga harus dilakukan bersama-sama secara gotong royong dan berkeadilan,” jelas Hery yang juga pendiri Sustainable Actions Club ini.
Holding Ekonomi Rakyat ini, menurut Hery, akan menjadi kamar dagang dan industri ala rakyat sehingga arus bawah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari skenario pemulihan dan kebangkitan ekonomi nasional.
Hery menambahkan, tantangan terbesar yang dihadapi oleh KERIS hari ini adalah masalah data yang diperlukan untuk menjadi basis pemberdayaan. Semua asosiasi ekonomi rakyat yang tergabung di dalam KERIS musti memperkuat database sehingga memiliki ruang gerak konkret yang terukur.
“117 asosiasi dan organisasi yang tergabung dalam KERIS harus melakukan upgrading organisasi dan pelayanan sehingga benar-benar kehadirannya membawa dampak positif bagi anggotanya dan itu dimulai dengan data keanggotaan yang valid,” tegas mantan Wasekjen PBNU ini.
Menurut Hery, data belum menjadi sumber utama dalam pengambilan keputusan. Ketika berbicara data selalu terjadi perbedaan disebabkan oleh standar parameter dan sumber yang berbeda. Karena itu perjuangan ekonomi rakyat harus dimulai dengan membangun database sehingga dapat menjadi rujukan dalam kolaborasi dengan berbagai pihak.
Di samping itu, Hery juga menegaskan perlunya data center yang mandiri agar dapat menjaga kerahasiaan data komunitas-komunitas spesifik yang merupakan basis kekuatan utama ekonomi rakyat.
Sementara itu Ketua Dewan Penasihat KERIS, Laksamana Madya (Purn.) M. Jurianto menyarankan agar KERIS membuat strategic planning sehingga dapat membuat milestone yang terukur dari waktu ke waktu.
“Strategic planning ini sangat penting bagi sebuah organisasi, dan saya bersedia berbagi pengalaman saya selama di militer dan bisnis untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi rakyat,” papar sesepuh TNI ini.
Sedangkan Ketua Dewan Pembina KERIS Hj. Lily Wahid menekankan perlunya outreach dan silaturrahim agar kehadiran keris dirasakan manfaatnya oleh rakyat dan pemerintah merasa terbantu.
“Saya bersedia fasilitasi dan memberikan rekomendasi agar KERIS bisa bertemu dengan pihak-pihak yang diperlukan untuk mendukung eksistensi KERIS di mata rakyat dan pemerintah,” pungkas cucu KH. Hasyim Asy’ari ini. (Rls)