Yogyakarta, manuver.co.id – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap agama tidak dijadikan dasar pembenaran berbagai aksi kekerasan terhadap sesama.
“Mestinya agama tidak dijadikan pembenaran untuk melakukan berbagai bentuk kekerasan terhadap sesama,” kata Sultan HB X dalam acara silaturahmi bersama pimpinan partai politik dan tokoh agama DIY bertajuk “Menjaga Yogyakarta Tetap Istimewa, Kondusif, Aman, dan Berhati Nyaman untuk Indonesia”, di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Selasa.
Sultan HB X meminta para tokoh agama mengintensifkan komunikasi dan dialog, khususnya di tingkat masyarakat dengan menyerukan misi pemahaman agama kepada umatnya bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak terelakkan.
Ia menuturkan kriminalitas justru mengalami tren meningkat di kala ancaman pandemi sudah mulai menurun bersamaan dengan gerakan vaksinasi massal.
Karena itu, kata dia, harus ada deteksi dini terhadap semua gejala distorsi dan gangguan kamtibmas yang merenggangkan rasa kebangsaan.
“Bertolak dari tinjauan sekilas atas situasi kamtibmas di DIY saat ini, saya menyerukan kepada para pengemban amanat masyarakat, baik lembaga legislatif, yudikatif, eksekutif maupun pimpinan informal untuk mampu terus memupuk kultur kebersamaan secara berkelanjutan,” kata dia.
Acara silaturahmi pimpinan partai politik dan tokoh agama bersama dengan Pemerintah Daerah DIY serta Forkopimda DIY bertujuan membangun kesamaan persepsi dalam menciptakan situasi DIY yang kondusif.
Ketua pelaksana acara silaturahmi Kombes Pol Tagor Hutapea mengatakan kegiatan yang berlangsung atas kerja sama Pemda DIY dan Polda DIY itu bertujuan menyamakan kesepahaman dalam rangka mencegah dinamika kamtibmas dan politik yang terjadi saat ini, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Agar tercipta situasi yang kondusif di wilayah DIY ke depan, khususnya dalam menyongsong bulan suci Ramadhan dan agenda politik lokal dan nasional di tahun 2024,” kata Tagor. (Ant)