Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai perlu upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan yang masif dengan langkah-langkah terukur dalam memperkuat nasionalisme dan karakter setiap anak bangsa untuk mencegah tumbuhnya budaya kekerasan di masyarakat.
“Aksi kekerasan terhadap sesama manusia apa pun alasannya tidak dibenarkan karena kita sebagai warga negara sudah bersepakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang diamanatkan konstitusi kita,” kata Lestari dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis.
Hal itu dikatakannya menyikapi aksi-aksi kekerasan yang terjadi antara lain aksi klitih di Yogyakarta, tawuran antarkampung dan aksi kekerasan saat unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR pada Senin (11/4).
Dia menilai aksi kekerasan dan sikap tidak menghargai sesama manusia yang berkembang di masyarakat saat ini sangat memprihatinkan dan harus menjadi perhatian serius dari para pemangku kepentingan di negeri ini.
Menurut dia, harus segera dibangun pola penanaman nilai-nilai kebangsaan yang masif agar bangsa kita tidak terjebak dalam budaya kekerasan.
“Semangat revolusi mental sebuah program kerja yang didengung-dengungkan di awal pemerintahan Presiden Joko Widodo harus diakselerasi pencapaiannya lewat kebijakan dan upaya yang terukur,” ujarnya.
Lestari menilai, komitmen untuk membangun dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang luhur kepada setiap anak bangsa harus didukung semua pihak dengan memberi teladan penerapan nilai-nilai kebangsaan warisan para pendahulu bangsa itu dalam keseharian.
Menurut dia, nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika itu, harus menjadi landasan bersikap dan bertindak setiap anak bangsa dalam keseharian.
Dia mengajak para pemangku kepentingan dan masyarakat bersama-sama konsisten membangun komitmen yang kuat untuk mewujudkan anak bangsa yang berkarakter dilandasi nilai-nilai kebangsaan yang luhur. (Ant)